ERDIKHA MORNING IDEA 16 AGUSTUS 2021
View PDF
16 Aug 2021

Akankah PPKM kembali diperpanjang?

Indeks pada perdagangan minggu lalu ditutup melemah pada level 6139.Ditransaksikan dengan volume yang relatif sepi jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari perdagangan. Indeks dibebani oleh sektor Consumer Cyclicals (-1.664%), Technology (-1.549%), Infrastructures (-1.098%), Properties & Real Estate (-0.642%), Healthcare (-0.294%), Energy (-0.267%), Basic Materials (-0.038%), kendati ditopang oleh sektor Transportation & Logistic (0.217%), Financials (0.549%), Consumer Non-Cyclical (0.65%), Industrials (0.714%) yang mengalami penguatan walaupun tidak signifikan. Pada pelemahan yang terjadi pada indeks akhir pekan lalu tercatat asing melakukan pembelian di saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) sebesar Rp 310 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 232 miliar. Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang dilego Rp 72 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang dijual Rp 27 miliar. Salah satu faktor terjadinya pelemahan indeks tersebut yakni para pelaku pasar terlihat berhati-hati dengan perkembangan kasus Covid-19 domestik dan global yang saat ini mulai meningkat kembali dibeberapa negara akibat varian Delta. Kemudian adanya pertanyaan dari Sir Andrew Pollard, Kepala Oxford Vaccine Group yang mengatakan bahwa kekebalan kelompok atau herd immunity tidak mungkin bisa dicapai hanya dengan vaksin Covid-19 juga menjadi salah satu faktor meningkatnya kekhawatiran akan kenaikan kasus Covid-19 secara dibeberapa negara terutama karna varian Delta. Meskipun demikian untuk domestik per hari Jumat (13/8/2021) kenaikan kasus harian sudah lebih rendah dibandingkan dengan sebelumnya yakni berada di kisaran 24.000 dan terlihat terus menurun. Apabila penurunan ini terus berlanjut maka ada potensi untuk kebijakan PPKM Level 4 dilonggarkan atau bahkan tidak diperpanjang yang akan berakhir pada tanggal 16 Agustus 2021. Pada pekan ini ada beberapa data indikator ekonomi yang perlu diperhatikan oleh para pelaku pasar seperti neraca perdagangan, ekspor, impor dan suku bunga acuan. untuk suku bunga acuan, dengan melihat kondisi domestik saat ini menurut kami masih belum ada perubahan terkait suku bunga acuan pada pekan depan. Kebijakan PPKM masih berlangsung hingga 16 Agustus 2021, kemudain tingkas kasus Covid-19 masih diatas 20.000, pun nanti apakah kebijakan PPKM Level 4 ini tidak diperpanjang juga masih sangat kecil peotensi untuk BI melakukan perubahan kebijakan moneter, karena aktivitas masyarakat belum sepenuhnya normal setelah adanya kebijakan PPKM Level 4 ini, sehingga sangat berisiko apabila BI melakukan perubahan kebijakan menoternya. Kemudian menurut kami malah Indonesia masih membutuhkan suku bunga yang rendah seperti saat ini guna mendorong laju pertumbuhan ekonomi yang sempat kembali terhambat pemulihannya karna kenaikan kasus dari Bulan Juni hingga Agustus ini, namun potensi BI menurunkan suku bunga juga tidak mungkin, sehingga proyeksi kami BI masih akan menahan suku bunga dilevel yang sama yakni 3,5%. Untuk neraca perdagangan diproyeksikan akan kembali surplus dan meningkat dari sebelumnya $1.32B menjadi $2.27B. Sedangkan untuk ekspor dan impor diproyeksikan akan cenderung menurun yakni masing-masing 30,3% dan 52,15% dari 54,46% dan 60,12%. Penurunan ini sejalan dengan rilisnya data PMI Manufaktur dibulan Juni yang terlihat mengalami kontraksi juga yang salah satu faktornya karna menurunnya pesanan ekspor. Kemudian selain itu dari China akan rilis terkait data tingkat pengangguran yang diproyeksikan cenderung stagnan dilevel 5% dan penjualan eceran yang diproyeksikan turun sebesar 11,5% dari sebelumnya 12,1%. Selain beberapa katalis diatas ada juga terkait pidato presiden sebelum 17-an terutama dari nota keuangan yang biasanya selain ada pembacaan terkait nota keuangan, ada juga penyampaian terkait RAPBN 2022, kemudian proyeksi pertumbuhan ekonomi 2022, target inflasi, tingkat suku bunga SUN dan lain-lain yang memang sebelumnya telah disetujui oleh Badan Anggaran (Bangga) DPR RI. Sebagai Informasi sebelumnya dari Mentri Keuangan sudah menyampaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2022 berkisar di 5,2% - 5,8% sedangkan untuk tingkat inflasi berada di 2%-4%. maka dengan adanya hal tersebut menurut kami pembacaan nota keuangan dan RAPBN 2022 ini berpotensi berpengaruh terhadap pergerakan indeks pekan depan. Berdasarkan beberapa katalis diatas maka kami memproyeksikan indeks pada hari ini diperkirakan akan bergerak pada range level support 6090 dan level resistance 6200.





PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71

Jakarta Pusat 10340, Indonesia

Website : www.erdikha.com